Revolusi Amerika Sejak
ditemukan, Benua Amerika menarik begitu banyak bangsa di Eropa untuk membangun
koloninya. Bangsa-bangsa yang pernah membangun koloni di benua tersebut, antara
lain, Spanyol, Prancis, dan Inggris. Kolonisasi Inggris atas Amerika bagian
utara diawali kedatangan John Cabot (1497) beserta sejumlah penjelajah Inggris
lainnya. Di benua baru tersebut, John Cabot dan rekan-rekannya memperoleh hak
mengelola beberapa bidang tanah yang kemudian berkembang dan meluas menjadi
koloni. Pada tahun 1763, daerah-daerah di Amerika yang menjadi wilayah
kekuasaan Inggris telah mencapai tiga belas koloni yang memiliki pemerintahan
sendiri.
Akan tetapi, untuk mempertahankan dan memperluas koloninya,
Inggris harus berhadapan dengan Prancis dan Spanyol. Peperangan yang paling
berat terjadi adalah ketika melawan Prancis. Peperangan yang memakan waktu
sangat lama itu membuat kerajaan Inggris sempat mengalami kebangkrutan. Untuk
mengatasi masalah keuangan, pemerintah Inggris lalu membuat kebijakan-kebijakan
yang mengeksploitasi negara-negara jajahan, termasuk Amerika Utara. Berbagai
kebijakan yang merugikan rakyat wilayah koloni di Amerika menimbulkan pemberontakan
yang dikenal dengan sebutan Revolusi Amerika. Berikut kronologi terjadinya
Revolusi Amerika.
Perang Tujuh Tahun
(1756 – 1763)
Wilayah jajahan atau koloni Inggris di Amerika Utara
terletak di sepanjang pantai timur Amerika Utara. Adapun wilayah dari pantai
selatan sepanjang Sungai Mississippi (Louisiana) sampai Kanada adalah koloni
Prancis. Wilayah koloni Inggris dan Prancis ini dipisahkan oleh daerah
pedalaman. Pergerakan Inggris yang terus-menerus memperluas tanah jajahannya ke
arah barat kemudian mulai melanggar batas jajahan Prancis (Louisiana). Hal ini
memicu hubungan yang tegang antara Inggris dan Prancis yang mengarah ke
peperangan. Pertempuran meletus setelah terjadi tembak-menembak antara pasukan
Prancis dan pasukan koloni Inggris (warga Amerika) di dekat benteng Duquesne (Pittsburgh)
yang merupakan wilayah Prancis. Dalam peperangan ini, Prancis kalah dan dibuatlah
perjanjian perdamaian Paris yang isinya sebagai berikut.
- Wilayah Kanada dan Louisiana di sebelah timur Mississippi diberikan kepada Inggris, sedangkan wilayah di sebelah barat Mississippi tetap menjadi milik Prancis.
- Prancis wajib menyerahkan semua wilayah jajahannya di India kepada Inggris.
Akibat perjanjian tersebut, kondisi berbalik. Semula
sebagian besar wilayah Amerika Utara dikuasai Prancis, kini beralih ke tangan
Inggris.
Perang kemerdekaan
Amerika (1774 – 1783)
Koloni Inggris di Amerika tidak dikembangkan oleh
pemerintahnya, melainkan oleh orang-orang sipil dan pedagang. Kebanyakan dari
mereka adalah orang-orang yang hidupnya tertekan di Inggris dan menganut agama
yang dilarang oleh pemerintah Inggris. Mereka pergi ke Amerika untuk mengejar
kehidupan yang lebih baik dan mencari kebebasan. Di antara perintis-perintis
koloni di Amerika adalah sekelompok orang yang dikenal sebagai The Pilgrim
Fathers. Mereka berangkat ke Amerika dengan kapal Mayflower dan mendarat pada
tahun 1620. Sesampainya di Amerika, mereka lalu mendirikan daerah koloni yang
bernama Massachusetts. Orang Amerika sekarang menganggap The Pilgrim Fathers
sebagai pendiri Amerika.
Para pelarian dari Amerika ini kemudian tidak lagi mengganggap
diri mereka sebagai orang Inggris, meskipun secara pemerintahan mereka tetap
berada di bawah Inggris. Namun, karena pemerintah Inggris kemudian mulai memperlakukan
koloni di Amerika seperti juga koloni di wilayah-wilayah dunia lainnya, orang-orang
yang telah menganggap dirinya sebagai rakyat Amerika ini lalu menginginkan
kemerdekaan. Setelah Perang Tujuh Tahun melawan Prancis (1756 – 1763), kas
negara Inggris kosong. Untuk mengatasi krisis keuangan, Inggris memaksa Amerika
untuk ikut menanggung kerugian dengan membayar pajak yang tinggi. Alasan Inggris
adalah karena Perang Tujuh Tahun memberi manfaat bagi koloni di Amerika berupa
perluasan daerah dan perlindungan dari serangan bangsa lain. Di samping pajak
yang tinggi, Inggris juga melakukan monopoli. Hasil bumi Amerika (tembakau,
gula, dan kapas) hanya boleh dijual kepada Inggris dan sebaliknya, Amerika
hanya diperbolehkan membeli barang-barang kebutuhannya dari Inggris saja.
Tentu saja rakyat Amerika menentang kebijakan Inggris.
Monopoli perdagangan berakibat harga-harga melambung tinggi sebab Inggris dapat
mempermainkan harga. Adapun mengenai pajak, rakyat Amerika mau membayar dengan
syarat: Inggris harus memberi kesempatan pada warga Amerika untuk menjadi wakil
rakyat di parlemen Inggris. Tuntutan ini mereka pertegas dengan pernyataan:
"No taxation without representation." Ketegangan kemudian terjadi
sebab Raja Inggris, George III, berusaha memaksakan kebijakan tersebut. Semula
rakyat Amerika melakukan perlawanan tidak secara nasional. Namun, kemudian
Inggris mengeluarkan Undang-Undang Teh (1773). Dengan undangundang ini, British
East India Company yang mengalami surplus teh akan memperoleh keuntungan, sebab
dapat menjual produknya ke Amerika dengan harga yang sangat murah. Akibatnya,
para pedagang teh di Amerika bangkrut. Pada tahun 1774, berlabuhlah tiga kapal
Inggris yang memuat teh untuk Amerika di Boston. Orang-orang Amerika yang merasa
dirugikan oleh kedatangan the tersebut lalu membajak kapal dengan menyamar
menjadi Indian dan melemparkan teh-teh tersebut ke dalam laut. Inggris marah lalu
menghukum Boston dengan serangan militer. Rakyat Amerika dari daerah koloni lainnya
bersatu dan membantu Boston. Peristiwa yang dikenal sebagai Boston Tea Party ini
menjadi penyebab khusus terjadinya perang kemerdekaan Amerika. Adapun jalannya
perang kemerdekaan yang berlangsung sejak tahun 1775 – 1783 ini sebagai
berikut.
- Pertempuran pertama berlangsung di Lexington kemudian di Boston. Inggris memerintahkan rakyat Kanada untuk membantu tentara Inggris, namun rakyat Kanada menolak. Inggris pun menyerbu Kanada dan terjadilah pertempuran di koloni paling utara tersebut. Waktu selama peperangan tersebut dimanfaatkan oleh George Washington, pimpinan tertinggi pasukan revolusioner Amerika, untuk mengatur tentaranya.
- Awalnya, rakyat Amerika bertempur hanya karena merasa tertindas oleh aturan-aturan Inggris. Mereka belum menyadari betul apa tujuan mereka berperang. Tujuan menjadi terang, yaitu kemerdekaan, setelah muncul tulisan Thomas Paine pada suatu selebaran yang berjudul Common Sense. Tulisan itu diterbitkan pada tahun 1776. Dengan segera, pada tahun itu juga, rakyat Amerika menyatakan dirinya merdeka. Proklamasi kemerdekaan disusun oleh Thomas Jefferson dalam rapat Kongres di Philadelphia. Kongres ini diikuti oleh 13 negara bagian (koloni). Proklamasi ini sangat terkenal karena di dalamnya terkandung pernyataan mengenai hak-hak manusia (human right). Bagian yang menegaskan hal tersebut berbunyi sebagai berikut. "We hold these truths to be self evident, that all men are created equal, that they are endowed by their creator with certain unalienable right, that among these are life, liberty, and the pursuit of happiness ...."
- Kongres yang merupakan gabungan wakilwakil dari ketigabelas negara bagian kemudian mengadakan pertemuan untuk membahas bentuk negara yang diinginkan dan merancang konstitusi. Sesuai dengan kesepakatan dalam Articles of Confederation (1777) bentuk Negara Amerika adalah negara serikat dengan nama The United States of Amerika (USA).
- Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Amerika adalah Prancis (1778). Prancis kemudian membantu Amerika melawan Inggris dengan mengirimkan pasukan yang dipimpin Jenderal Lafayette ke Amerika. Tindakan Prancis ini didorong oleh motivasi berikut. 1) Prancis ingin membalas dendam atas kekalahannya dalam Perang Tujuh Tahun melawan Inggris. 2) Hasil diplomasi Benjamin Franklin, tokoh perjuangan kemerdekaan Amerika. Pada tahun 1779, Spanyol turut membantu Amerika dengan imbalan berupa pendudukan atas Gibraltar dan Florida. Berkat bantuan negara-negara yang bermusuhan dengan Inggris ini, kedudukan USA (Amerika Serikat) menjadi kuat.
- Inggris akhirnya kalah. Jenderal Cornwallis, pimpinan tertinggi pasukan Inggris, bersama 7.000 orang tentaranya menyerah kepada Washington dan Lafayette di Yorktown pada tahun 1781. Untuk mengakhiri peperangan diadakan perjanjian perdamaian di Paris (1783). Isi perjanjian tersebut, antara lain, Inggris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat.
Pembentukan
Undang-Undang Dasar (1787 – 1789)
Tahun-tahun terakhir perang kemerdekaan sampai masa
pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar (1783 – 1789) merupakan masa
yang penuh pertentangan dan perselisihan di antara ketigabelas negara bagian di
Amerika Serikat. Ada dua blok besar yang berselisih, terbagi atas blok selatan
(sembilan negara) dan blok utara (empat negara). Blok selatan yang dipimpin Thomas
Jefferson menghendaki pemberian kekuasaan atau wewenang yang sebesar-besarnya
bagi pemerintah negara bagian. Adapun blok utara yang dipimpin Alexander
Hamilton menghendaki kekuasaan dan wewenang yang sebesarbesarnya diberikan
kepada pemerintah pusat. Pada tahun 1787, wakil negara-negara bagian lalu
berkumpul di Philadelphia untuk menyusun undang-undang dasar. Akhirnya diperoleh
kompromi antara blok utara dan selatan bahwa akan ada pembagian kekuasaan atau
wewenang yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian. Kekuasaan
dan wewenang menjalankan pemerintahan di dalam negeri sebagian besar dipegang
tiap-tiap negara bagian, sementara urusan umum, pertahanan, dan hubungan ke luar
negeri menjadi wewenang pemerintah pusat. Pemerintah pusat tidak akan
mencampuri urusan dalam negeri yang menjadi wewenang pemerintah negara bagian
dan sebaliknya, pemerintah negara bagian menyerahkan sepenuhnya tugas dan
tanggung jawab yang menjadi wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah pusat.
Kedua blok lalu menyatakan kesetiaan pada undang-undang dasar dan tidak akan melanggarnya.
Adapun struktur pemerintahan pusat sesuai dengan isi
undang-undang yang disahkan pada tahun 1788 (berlaku tahun 1789) ini sebagai
berikut.
- Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan tertinggi dalam masa jabatan selama empat tahun dan dibantu oleh State Departement atau kementerian-kementerian.
- Kongres adalah badan perwakilan yang terdiri atas dua kamar. 1) Senat, merupakan wakil dari negara-negara bagian. Tiap negara bagian memiliki dua orang wakil. 2) House of Representatives, yaitu perwakilan yang jumlahnya didasarkan atas jumlah penduduk tiap-tiap negara bagian.
Pertemuan negara-negara bagian di Philadelphia tersebut juga
memutuskan mengangkat George Washington sebagai presiden pertama untuk periode
tahun 1789 – 1797 (dua kali periode).
Perang Amerika –
Inggris (1812 – 1814)
Pada waktu Napoleon Bonaparte melakukan blokade ekonomi
terhadap Inggris dengan Continental Stelsel, Inggris hanya dapat berdagang
dengan Amerika. Hal ini menyebabkan ketergantungan Inggris pada Amerika. Akan
tetapi, Amerika tidak ingin hanya berdagang dengan Inggris. Amerika menghendaki
perdagangan yang bebas dalam negara mana pun sehingga menyatakan kenetralannya dalam
perdagangan. Inggris yang khawatir pada nasib perdagangannya lalu berusaha
menyerbu Amerika untuk tujuan monopoli. Pertempuran meletus pada tahun 1812.
Namun, Inggris kalah dan perdagangan di Amerika tetap bebas. Perang ini tidak
membawa akibat yang cukup berarti.
Doktrin Monroe (1823)
Pada tahun 1816 – 1828, timbul perang kemerdekaan di
Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang menjadi jajahan Spanyol. Karena
merasa akan kalah, Spanyol meminta bantuan dari negara-negara sekutunya yang
tergabung dalam Perserikatan Besar. Perserikatan ini sepakat menolong Spanyol
dan melakukan intervensi ke Amerika Selatan pada tahun 1822. Mereka juga
meminta bantuan dan dukungan dari Amerika Serikat yang pernah dibantu Spanyol
dalam perang kemerdekaannya. Namun, Amerika Serikat justru mengeluarkan pernyataan
sikap yang dikenal sebagai Doktrin Monroe (Monroe Doctrine). Doktrin ini
diumumkan pada tahun 1823 oleh Presiden Amerika Serikat, James Monroe. Isi
doktrin ini adalah pernyataan America for the Americans (Amerika untuk rakyat Amerika).
Inti doktrin ini adalah menentang segala bentuk penjajahan di Benua Amerika.
Akibat Revolusi
Amerika
Revolusi Amerika membukakan mata dunia bahwa dengan kekuatan
persatuan dan penghargaan atas hak-hak asasi manusia, kemerdekaan dapat
diperoleh. Namun, bukan berarti kemerdekaan dapat diperoleh secara cuma-cuma.
Kemerdekaan harus diraih dengan usaha sendiri dan pantang menyerah. Hikmah
demikian pula yang menggerakkan rakyat Indonesia untuk mulai memperjuangkan
kemerdekaannya. Dengan kesadaran akan hak asasi dan persatuan kepentingan,
kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat diperoleh.[ki]