Kajian Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap Dengan Contohnya

Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-hari - Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi mengkaji berbagai kenyataan sosial yang ada di masyarakat. Ruang lingkupnya paling luas disbanding cabang-cabang ilmu lainnya. Seluruh kegiatan manusia sebagai anggota masyarakat beserta semua yang dihasilkan dari proses sosial menjadi objek kajian sosiologi; mulai dari masalah kemiskinan, kejahatan, perilaku seksual, kehidupan keluarga, pendidikan, kelas-kelas sosial, konflik sosial, akibat pertumbuhan penduduk, pelanggaran hukum, hingga program pembangunan negara. Semua persoalan tersebut berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia sebagai anggota masyarakat. Setiap persoalan dapat terjadi di masyarakat, meski frekuensi dan intensitasnya berbeda. Pada masa sekarang, kenyataan sosial yang sangat aktual adalah penanganan kemiskinan, pembangunan masyarakat, penanganan korupsi, penegakan hukum, dan integrasi bangsa. Sosiologi dapat memberikan sumbangan berharga untuk menangani berbagai masalah-tersebut.

Pada awalnya, sosiologi mengkajinya semata-mata untuk memahami realitas yang ada. Kajian seperti ini bersifat murni keilmuan. Misalnya, masalah kemiskinan yang dialami masyarakat desa. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi berusaha mencari pengetahuan mengenai kemiskinan tersebut; mengapa kemiskinan terjadi, apa akibatnya, serta bagaimana intensitas dan kuantitasnya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dijadikan pengetahuan yang semata-mata digunakan untuk pengembangan sosiologi sebagai ilmu (teori). Pada kajian murni untuk kepentingan ilmu, sosiologi tidak sedikit pun bertujuan untuk mencoba mencari jalan keluar agar masyarakat bisa terbebas dari kemiskinan.
Apabila kajian mengenai kemiskinan ditujukan untuk merumuskan langkah-langkah praktis guna menanggulangi kemiskinan, barulah sosiologi memasuki tahap penerapan. Di sinilah arti penting sosiologi bagi kehidupan manusia. Sebagai ilmu terapan, sosiologi dapat membantu manusia memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Kemiskinan tidak semata dikaji untuk menghasilkan pengetahuan (teori) mengenai kemiskinan. Perkelahian pelajar tidak semata diteliti hanya untuk menyusun teori mengenai terjadinya perkelahian pelajar. Akan tetapi, pengetahuan yang didapat mengenai gejala sosial tersebut dilanjutkan dengan upaya praktis untuk menangani gejala-gejala itu. Pencarian pengetahuan melalui ilmu murni sangat menunjang penerapan praktisnya. Suatu praktik (penerapan) tidak akan berhasil optimal apabila tidak didasari oleh pengetahuan yang memadai. Misalnya, penanganan penyalahgunaan narkotika. Upaya ini mutlak membutuhkan informasi yang cukup mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika. Informasi yang dibutuhkan menyangkut siapa yang memakai, dari mana asalnya, di mana transaksi terjadi, jenis apa yang dikonsumsi, apa akibatnya, seberapa banyak yang beredar, dan kalau mungkin bagaimana jalur distribusinya. Untuk memperoleh semua informasi itu diperlukan penelitian mendalam. Baru setelah semua informasi terkumpul, maka usaha-usaha mengatasinya dapat dirumuskan dan dilaksanakan.
Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup objek kajian sosiologi, maka bidang-bidang kehidupan yang dijangkau penerapan sosiologi pun sangat luas. Semua sisi kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dapat menjadi bidang penerapan pengetahuan sosiologi. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan mengenai sosiologi sangat penting bagi siapa saja. Seseorang belajar sosiologi tidak semata-mata untuk menjadi sosiolog (ahli sosiologi). Menurut definisi Horton dan Hunt, sosiolog adalah seseorang yang telah mendapatkan gelar sarjana atau telah mengikuti studi lanjutan dalam sosiologi dan terikat dalam mengajar, mengadakan riset, atau karya profesional lain dalam bidang sosiologi. Tanpa menjadi sosiolog pun seseorang dapat berperan dalam penerapan pengetahuan sosiologi.
Hampir semua karir (pekerjaan) memanfaatkan pengetahuan sosiologi; pekerja sosial, dokter, hakim, insinyur, guru, birokrat, wartawan, dan bahkan berbagai organisasi, perusahaan, dan yayasan membutuhkan peran sosiologi untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Karir apa pun yang dimasuki seseorang, dia tentu akan menjadi warga masyarakat. Sebagai warga masyarakat, dia tentu berpartisipasi dalam kelompok sosial, dan menjadi penerus kebudayaan antargenerasi. Pengetahuan sosiologi dapat membantu setiap orang dalam menjalankan perannya di masyarakat dengan bekal wawasan luas.

Untuk lebih memahami mengenai kajian sosiologi dalam kehidupan sehari-hari, dibawah ini terdapat beberapa contoh mengenai kajian sosiologi adalah sebagai berikut.
  1. Kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu contoh kajian sosiologi dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kemiskinan tersebut bisa ditemui dalam lingkungan kehidupan sekitar kita. Kemiskinan yang menjadi pusat perhatian sosiologi terutama berkaitan dengan kekurangan pangan dan rendahnya tingkat kesejahteraan yang banyak dialami masyarakat. Untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan diperlukan berbagai upaya nyata, dan agar upaya yang dilakukan tidak salah arah atau salah sasaran, perlu pengetahuan yang memadai mengenai masalah kemiskinan yang dihadapi. Kemiskinan akibat kegagalan panen, tidak sama dengan kemiskinan akibat bencana alam.
  2. Kejahatan. Kejahatan merupakan salah satu bentuk kajian sosiologi dalam kehidupan sehari-hari. Kejahatan menjadi salah satu hal yang cukup marak terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya perubahan sosial dalam suatu masyarakat. Semakin pesat perubahan sosial di suatu masyarakat biasanya semakin tinggi pula angka kejahatan yang terjadi. Angka kejahatan di masyarakat tradisional relatif stabil. Sementara itu, di masyarakat industri modern yang sangat cepat berubah memiliki angka kejahatan yang semakin tinggi, terutama di kota-kota besar. Di dalam masyarakat pinggiran (tersisih) di kota-kota besar, banyak terjadi kejahatan. Pada umumnya, anak-anak sulit dididik untuk mematuhi hukum karena mereka umumnya berasal dari keluarga yang terpecah. Kalaupun kedua orang tuanya masih lengkap, mereka mengalami konflik emosional dan masalah kesehatan serta keuangan yang memengaruhi hubungan sosial dalam keluarga mereka. Daerah-daerah kumuh mengalami kekurangan sarana pendidikan, banyak pengangguran, pemukiman padat dan tidak sehat, serta kurang tersedianya sarana rekreasi. Kondisi seperti ini membuat anak-anak lari ke jalanan.
  3. Pengangguran. Pengangguran yang terjadi dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu bentuk kajian sosiologi. Pengangguran tersebut juga termasuk dalam permasalahan dalam proses sosial yang mengakibatkan suatu kesenjangan sosial. Pengangguran tersebut tentu saja dikarenakan oleh banyak faktor ataupun banyak hal. Salah satu contoh yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah minimalnya tingkat lowongan pekerjaan yang ada.
  4. Perceraian. Perceraian merupakan berakhirnya suatu pernikahan. Perceraian juga masuk dalam kajian sosiologi dalam kehidupan sehari-hari. Perceraian terjadi adanya ketidakharmonisan yang terjadi dalam suatu keluarga, sehingga mengakibatkan pengambilan keputusan untuk melakukan pisah. Perceraian merupakan hal yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan bermasyarakat.
  5. Peperangan. Peperangan juga merupakan salah satu bentuk dari adanya kajian sosiologi dalam kehidupan sehari-hari. Semakin maju masyarakat, maka semakin canggih teknologi peperangan, sehingga semakin besar kerusakan yang ditimbulkan. Perang merupakan wujud nyata adanya konflik terbuka antara dua masyarakat atau lebih. Apabila konflik tidak menemukan jalan lain untuk pemecahannya, maka perang dijadikan jalan keluarnya.
  6. Pelaggaran Norma. Pelanggaran norma dalam masyarakat merupakan hal yang sudah tidak dapat dipungkiri lagi dalam kehidupan bermsayarakat. Dalam kajian sosiologi norma juga merupakan hal yang sering dibahas dalam mengatur perilaku individu masyarakat. Norma-norma masyarakat mengatur perilaku setiap orang agar tidak merugikan diri sendiri atau pihak lain. Setiap norma atau peraturan didasarkan pada nilai-nilai sosial tertentu yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Namun, sering terjadi warga masyarakat tidak mampu memenuhi tuntutan moral yang ada dan melakukan pelanggaran.
  7. Pelacuran. Pelacuran merupakan bentuk kajian sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat. Pelacuran juga termasuk dalam pelanggaran norma susila dan norma agama bahkan dapat dikategorikan sebagai penyakit sosial. Orang melacurkan diri karena beberapa sebab. Secara kejiwaan, orang yang melacurkan diri mungkin memiliki latar belakang masa kanak-kanak yang tidak cukup kasih sayang. Secara ekonomi, mungkin mereka terjepit oleh kebutuhan hidup, sementara tidak memiliki mata pencaharian lain yang lebih baik. Adapun secara sosial, mungkin mereka dikecewakan oleh suami atau keluarganya. Selain melanggar kesusilaan dan ajaran agama, pelacuran juga menyebabkan penularan penyakit kelamin dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang sangat membahayakan. Penyakit kelamin dapat menyebabkan kerusakan fungsi reproduksi, dan penyakit AIDS menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh.
  8. Pencurian. Pencurian merupakan salah satu yang dikaji dalam ranah sosiologi. Pencurian adalah tindakan yang tentu saja melanggar hukum. Pencurian tersebut terjadi karena seorang individu memiliki pemikiran negatif, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan terjadinya suatu kesenjangan untuk fenomena sosial dalam kehidupannya. Hal tersebut yang mengakibatkan orang melakukan hal nekat dengan cara mencuri atau mengambil barang milik orang lain dengan sengaja.
  9. Kenakalan Anak. Kenakalan anak timbul karena berbagai sebab yang umumnya merupakan bentuk pelarian diri dari kondisi keluarga dan lingkungan yang tidak memuaskan. Anak-anak dari semua golongan atau kelas sosial sama-sama berpotensi berperilaku nakal. Kebutuhan ekonomi yang tidak terpenuhi menjadi sebab kenakalan anak-anak dari kelas sosial bawah, sedangkan kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua menjadi penyebab kenakalan anak-anak dari kelas sosial ekonomi atas.
  10. Perkelahian Pelajar. Perkelahian pelajar merupakan bentuk tindakan dimana merekan berusaha menyingkirkan pihak lawan dengan melakukan tindakan kekerasan. Perkelahian pelajar sering kali terjadi karena permasalahan antar siswa. Hal tersebut tentu saja akan mengakibatkan suatu permasalahan sosial yang ada dalam masyarakat. Tentu saja perkelahian akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
  11. Kebut-kebutan dijalan. Kebut-kebutan di jalan merupakan salah satu bentuk kajian sosiologi. Kebut-kebutan di jalan juga bukan merupakan hal yang tidak lagi asing terdengar di telinga masyarakat. Sering kali, dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat  hal tersebut. Bahkan kebut-kebutan tersebut dilakukan oleh anak-anak yang masih dibawah umur. Hal tersebut tentu saja akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat.
  12. Penggunaan Obat Terlarang. Penggunaan narkotika secara berlebihan sehingga membuat orang berperilaku menyimpang termasuk pelanggaran norma. Demikian juga, mengonsumsi alkohol secara berlebihan sehingga membuat seseorang mabuk dan lupa diri juga pelanggaran norma. Apabila seseorang ketagihan alkohol (alkoholisme), maka perilakunya akan menyimpang dari norma-norma sosial. Mereka tidak saja merugikan diri sendiri, tetapi juga membahayakan orang lain.
  13. Perjudian. Dalam kehidupan masyarakat, kasus perjudian adalah hal yang sudah lumrah terjadi. Perjudian merupakan salah satu bentuk kajian sosiologi dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat tentu saja kenal adanya perjudian. Perjudian tersebut dikarenakan adanya kesenjangan sosial yang ada dalam suatu kelompok masyarakat. Yang mana hal tersebut dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup.
  14. Anak Jalanan. Banyak faktor yang menyebabkan munculnya anak jalanan. Faktor-faktor utama yang menyebabkan anak-anak usia sekolah memilih jalanan sebagai lingkungan sosialnya adalah ekonomi, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan media massa. Dari beberapa faktor-faktor tersebut, faktor ekonomilah yang sering digunakan alasan utama anak-anak jalanan. Beberapa kasus menunjukkan, bahwa seorang anak menjadi anak jalanan karena disuruh dan dipaksa oleh keluarganya. Mereka menjadi penopang ekonomi keluarga yang seharusnya belum menjadi tanggung jawab mereka
  15. Kependudukan. Suatu masyarakat dengan laju pertumbuhan terlalu cepat dan persebaran tidak merata atau kualitas kesehatan dan pendidikan rendah merupakan masalah sosial. Jumlah penduduk besar merupakan sumber daya pembangunan. Namun, bila persebarannya menumpuk pada suatu lokasi tertentu saja akan mengakibatkan berbagai persoalan sosial.
  16. Kesejahteraan Masyarakat. Kesejahteraan penduduk menurun karena lingkungan padat, kumuh, kurang sarana dan prasarana kehidupan, dan persaingan hidup terlalu tinggi. Untuk itu, berbagai upaya pengendalian pertumbuhan dilakukan. Upaya tersebut dapat berupa program keluarga berencana, transmigrasi, dan peningkatan kesehatan serta mutu pendidikan.
  17. Kebudayaan. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dapat berperan dalam mengantisipasi kepunahan suatu budaya tertentu. Sosiologi tentu saja memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang ada di dalam masyarakat, terutama dalam hal kebudayaan. Kultur budaya dalam suatu masyarakat bisa saja terancam punah dikarenakan masuknya budaya lain dari berbagai daerah. Kultur budaya asli suatu masyarakat bisa dipertahankan setelah diketahui terancam. Tentu saja jika masyarakat mau mempertahankan kebudayaan asli tersebut.
  18. Modernitas. Modernitas juga harus menjangkau proses perubahan masyarakat tradisional (desa) menjadi masyarakat maju atau kota (urban). Perubahan ini harus berlangsung teratur. Adanya modernitas juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju ilmu dan teknologi, maka semakin modern masyarakat. Sistem administrasi yang diterapkan dalam pengelolaan berbagai organisasi (pemerintahan maupun swasta) juga harus memerhatikan kaidah-kaidah modernitas. Apabila aspek-aspek kehidupan di atas sudah tersentuh modernitas, maka ajakan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan dapat terwujud dan arah perkembangan masyarakat dapat direncanakan lewat rekayasa sosial.
  19. Perilaku Seksual. Seorang pria diharapkan menjalani peran sebagai pria atau ayah apabila dia berumah tangga. Wanita diharapkan menjalani peran sebagai wanita, ibu, atau istri apabila berumah tangga. Inilah pembagian peran yang lazim di dalam masyarakat. Oleh karena itu, apabila seseorang menjalani peran sebagai homoseks, maka dia dianggap telah melanggar norma-norma yang berhubungan dengan perilaku seksual. Sebab, homoseksual berarti perilaku yang mengutamakan sesama jenis kelamin sebagai mitra seks. Pria yang memilih sesama pria sebagai pasangannya disebut homoseks atau gay, sedangkan wanita yang mencintai wanita disebut lesbian.
  20. Kehidupan Keluarga. Dalam kehidupan keluarga tentu saja kita akan menemui berbagai macam pelajaran. Krena dalam kehidupan keluarga merupakan pendidikan awal kita untuk menjadi makhluk sosial. Tentu saja dalam keluarga tidak lepas dari kajian sosiologi. Pemahaman mengenai hal yang baik dan buruk, benar dan salah kita mulai dari dalam keluarga. Arah untuk menjadi individu yang lebih baik berawal dari keluarga. Sehingga kehidupan dalam keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam kehidupan bermasyarakat.[is]