Cara Daftar SNMPTN 2014 - PDSS dan SNMPTN tahun 2014 tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. Sekolah memasukkan nilai dan siswa memilih jurusan lalu melalui tahap seleksi. Pemilihan jurusan sendiri akan dilaksanakan mulai 17 Februari sampai dengan 06 Maret 2014, dan seleksi akan dilakukan 01 sampai 26 Mei 2014. (lihat www.pdss.snmptn.ac.id).
Sekolah-sekolah akan berlomba mengisi pangkalan data ini agar siswa-siswa mereka bisa masuk perguruan tinggi negeri. Banyak sekali yang diberikan pemerintah melalui jalur undangan ini. Berbeda dari tahun-tahun lalu, sistem yang dikendalikan oleh pusat data Kementerian Pendidikan Nasional ini tidak bisa diajak main-main. Sekolah yang mau mengibuli nilai siswa tentu akan mendapat ganjaran yang sangat layak dari pemerintah. Sebenarnya, pemerintah tidak perlu menjatuhan sanksi kepada sekolah yang mengubah nilai siswa, dari persaingan saja sudah akan terbukti kelulusan. Nilai siswa akan bersaing dengan seluruh siswa di Indonesia, siswa akan melawan ratusan bahkan ribuan siswa lain yang memilih jurusan yang sama di perguruan tinggi sama pula.
Pemerintah sangat memperhatikan PDSS dan SNMPTN ini, sekolah-sekolah yang ingin siswanya lulus punya kewajiban melihat situasi. Ketepatan memilih jurusan dan nilai yang tidak naik-turun tangga akan membuat siswa mudah bersaing. Pemerintah pun tidak mengharamkan siswa yang tidak pernah mendapat rangking di kelas untuk ikut ambil bagian. Seluruh siswa kelas duabelas memiliki kedudukan sama mengikuti PDSS dan SNMPTN 2014. Jadi, tidak tertutup kemungkinan siswa yang tidak pernah mendapat rangking di sekolah akan lulus jalur undangan ini. Tentu saja karena pemilihan jurusan yang tepat dan nilai yang selalu teratur dari kelas sepuluh sampai kelas duabelas.
Pihak sekolah harus telaten menyikapi persaingan ini, sekolah yang masih kurang mendapatkan informasi selayaknya mencari tahu di dinas terkait untuk bisa memenuhi sistem ini.
Kenapa PDSS dan SNMPTN sangat perlu? Sistem ini membawa keberuntungan kepada siswa, walaupun pengisian data dan pendaftaran sangat rumit. Siswa yang lulus akan mendapatkan keistimewaan di perguruan tinggi. Bagi siswa yang kemampuan ekonomi di bawah rata-rata akan mendapatkan beasiswa Bidik Misi, jika sekolah mendaftarkannya. Beasiswa ini menggratiskan SPP sampai empat tahun ke depan, serta tanggungan biaya hidup selama empat tahun tersebut. Bagi siswa yang tidak mendapatkan beasiswa ini pun tidak perlu berkecil hati, pemerintah sudah mensubsidi SPP setiap calon mahasiswa. Jika pada tahun-tahun sebelumnya, semua calon mahasiswa wajib membayar SPP sama rata maka saat ini tergantung pekerjaan orang tua. Penghasilan orang tua rendah maka rendahlah SPP yang akan dibayar, penghasilan orang tua tinggi maka tinggilah SPP. Jika terdapat manipulasi maka siap-siap membayar denda jutaan rupiah seperti tahun lalu pada beberapa siswa yang memanipulasi data keluarga.
Keseriusan pemerintah ini patut diapresiasikan oleh semua sekolah menengah atas. Pemerintah sudah memberikan kemudahan dengan mengurangi kecurangan. Dalam sistem ini, semua siswa diseleksi di tingkat nasional kemudian baru dikembalikan oleh perguruan tinggi setempat. Nilai mampu bersaing maka luluslah di perguruan tinggi tujuan. Jalur undangan terdahulu yang hanya diberikan kepada rangking kelas atau kerabat siapa dan siapa banyak dana, maka sekarang berharaplah nilai mampu bersaing di tingkat nasional.
Sejauh ini, beberapa sekolah masih belum mengerti bagaimana cara mengisi PDSS dan SNMPTN. Untuk itu pihak terkait sepatutnya memberikan arahan agar semua bisa teratasi. Kerugian sekolah tidak mengisi PDSS karena segala kemudahan dan dana ditanggung pemerintah. Tidak ada alasan pula sekolah berada di pelosok desa jika jaringan internet bisa diakses. Semua serba mudah dan panjang perjalanan mencapai kelulusan ini. Mudah jika lulus, susah dalam mengisi PDSS dan SNMPTN.
Tugas sekolah mulai sekarang adalah mengisi data dengan sebenarnya. Operator sekolah hanya bertugas mengisi data saja sedangkan kelulusan kembali kepada nilai masing-masing siswa. Siswa rangking satu maupun juara umum belum tentu bisa lulus jika pemilihan jurusan tidak tepat dan nilai tidak sanggup bersaing. Siswa yang tidak pernah sekalipun mendapat rangking kemungkinan bisa lulus karena ketepatan memilih jurusan serta nilai selalu meningkat dari kelas sepuluh sampai duabelas.