Nalar Sebagai Landasan Sejarah


Nalar Sebagai Landasan Sejarah – satu-satunya ide filsafat dalam menyikapi sejarah adalah konsep sederhana tentang nalar. Bahwa nalar adalah hukum dunia, oleh karena itu dalam sejarah dunia segala sesuatu terjadi secara rasional. 
Keyakinan dalam pandangan ini adalah praduga sejarah; dalam filsafat sendiri keyakinan dan pandangan seperti itu bukanlah praduga. Melalui refleksi spekulatifnya filsafat menunjukkan bahwa nalar dan istilah ini mungkin diterima tampa penyelidikan lebih lanjut berkaitan dengan tuhan, adalah substansial serta kekuatan tak terbatas, yang dalam nalar terkandung keterbatasan materi dari semua kehidupan lahiriah dan bathiniah seperti halnya sebuah bentuk yang tak terbatas, yaitu aktualisasi nalar dirinya sendiri sebagai isi. Nalar adalah substansi, karena dengan nalar dan didalam nalar segala realitas mempunyai wujud dan kehidupannya. Nalar merupakan kekuatan tak terbatas, karena nalar tidak hanya mampu memunculkan yang ideal, yang seharusnya, dan berada dalam eksistensi diluar realitas sebagai sesuatu yang khusus dalam pikiran sedikit orang. Dan nalar adalah isi yang tak terbatas dari semua esensi dan kebenaran, karena ia berbeda dengan aktivitas terbatas, tidak memerlukan syarat materi-materi di luar manusia, syarat dari data tertentu yang darinya bisa digunakan untuk mendapatkan bahan-bahan dan referensinya sendiri. Itulah bentuk tak terbatas, karena hanya dalam imajinya dan karena kebijakannyalah fenomena timbul dan mulai hidup. Nalar memiliki aturan main sendiri serta tujuan akhir yang absolut, dan dirinya sendirilah yang menuntaskan tujuan ini dari potensialitas menuju aktualitas, dari sumber bathiniah menuju penampakan luar, tidak hanya dalam semesta alam, tetapi juga dalam semesta spiritual, dalam sejarah dunia.***