Lahirnya Sosiologi - Pernahkah kalian membayangkan hidup dalam
situasi dan kondisi masyarakat yang penuh dengan konflik? Apa yang akan kalian
lakukan mengingat pada waktu itu tidak ada sesuatu dukungan apapun tentang sebuah
konsep masyarakat. Hal ini memicu munculnya suatu ilmu yang dinamakan
sosiologi. Pemikiran sosiologis berkembang manakala masyarakat menghadapi
ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap sebagai krisis sosial, maka mulailah
orang berpikir tentang sosiologis.
Pemikiran terhadap konsep masyarakat yang lambat laun
melahirkan ilmu yang dinamakan sosiologi itu pertama kali terjadi di Etopia.
Adapun beberpa faktor pendorongnya adalah karena semakin meningkatnya perhatian
terhadap masyarakat, serta adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat, khususnya masyarakat Eropa. Pada saat itu ada tiga peristiwa atau
perubahan besar yang akhirnya menjadi pemicu lahirnya masyarakat baru.
Sosiologi itu lahir pada saat transisi menuju masyarakat baru tersebut, yakni
pada abad ke-19. Adapun ketiga peristiwa besar yang mengisi lahirnya sosiologi
itu antara lain:
1. Revolusi Politik
(Revolusi Prancis)
Perubahan masyarakat yang terjadi selama revolusi politik
sangat luar biasa baik bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Adanya
semangat liberalisme muncul di segala bidang seperti penerapan dalam hukum dan undang-undang.
Pembagian masyarakat perlahan-lahan terhapus dan semua diberikan hak yang sama
dalam hukum.
2. Revolusi Ekonomi
(Revolusi Industri)
Abad 18 merupakan saat terjadinya revolusi industri.
Berkembangnya kapitalisme perdagangan, mekanisasi proses dalam pabrik,
terciptanya unitunit produksi yang luas, terbentuknya kelas buruh, dan
terjadinya urbanisasi merupakan manifestasi dari hiruk-pikuknya perekonomian. Struktur
masyarakat mengalami perubahan dengan munculnya kelas buruh dan kelas majikan
dengan kelas majikan yang menguasai perekonomian semakin melemahkan kelas buruh
sehingga muncul kekuatan-kekuatan buruh yang bersatu membentuk perserikatan.
Menurut Aguste Conte perubahanperubahan tersebut berdampak
negatif, yatiu terjadinya konflik antar kelas dalam masyarakat. Comte melihat,
setelah pecahnya revolusi Prancis masyarakat prancis dilanda konflik antar
kelas. Konflik-konflik tersebut terjadi karena masyarakat tidak tahu bagaimana mengatasi
perubahan akibat revolusi dan hukum-hukum apa saja yang dapat di pakai untuk
mengatur tatanan sosial masyarakat.
Maka Comte menganjurkan supaya semua penelitian mengenai masyarakat
ditingkatkan sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri. Comte membayangkan suatu
penemuan hukum-hukum yang dapat mengatur gejala-gejala sosial. Tetapi Auguste Comte
belum dapat mengembangkan hukum-hukum sosial itu sebagai suatu ilmu tersendiri.
Comte hanya memberi istilah untuk ilmu tersebut dengan sebutan sosiologi. Istilah
sosiologi muncul pertama kali pada tahun 1839 pada keterangan sebuah paragraf
dalam pelajaran ke-47 Cours de la Philosophie (Kuliah Filsafat) karya Auguste
Comte. Tetapi sebelumnya Comte sempat menyebut ilmu pengetahuan ini dengan
sebutan fisika sosial tetapi karena istilah ini sudah dipakai oleh Adolphe
Quetelet dalam studi ilmu barunya yaitu tentang statistik kependudukan maka
dengan berat hati Comte harus melepaskan nama fisika sosial dan merumuskan
istilah baru yaitu sosiologi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu socius
(masyarakat) dan logos (ilmu). Dengan harapan bahwa tujuan Dinamika Sosial Comte
adalah pencetus sosiologi. Tujuan utama comte mencetuskan sosiologi adalah
membangun ilmu tentang masyarakat yang dapat menjelaskan perkembangan umat
manusia di masa lalu dan memperkirakan hal-hal yang akan terjadi di masa depan.
Ia berpendapat bahwa ilmu alam telah berhasil menciptakan hukum mengenai
gejala-gejala alam. Comte menciptakan hukum yang dapat menjelaskan berbagai
gejala yang terjadi dalam masyarakat seperti hukum pada ilmu alam. sosiologi
adalah untuk menemukan hukum-hukum masya-rakat dan menerapkan pengetahuan itu
demi kepentingan pemerintahan kota yang baik. Sosiologi lahir di tempat yang
berbeda yaitu Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat yang kemudian melahirkan
mazhab-mazhab yang menunjukkan adanya beberapa kemajuan intelektual yang secara
radikal bertentangan. Mazhab Prancis ditandai dengan personalitas Emile Durkheim
melalui pendekatan yang objektif dengan menggunakan model ilmu pengetahuan
alam. Mazhab Jerman, membedakan antara ilmu pengetahuan alam dengan ilmu
pengetahuan kejiwaan dalam penjelasan, serta cakupannya. Sedangkan di Amerika
terkenal dengan Mazhab Chicago bertujuan untuk mengintervensi dan membahas
permasalahan yang konkrit secara empiris dengan membangun laboratorium,
melakukan penelitian sampai mempublikasikan buku-buku dan majalah. Dari
tempat-tempat lahirnya Sosiologi tersebut memunculkan banyak tokoh perintis
sosiologi dan mulai menggeluti ilmu pengetahuan ini dan melakukan banyak
penelitian tentang sebuah masyarakat dan permasalahan sosialnya. Mereka mencoba
mencari sebuah pemikiran yang murni sosiologi karena selama kurun waktu tersebut
sosiologi masih banyak terpengaruh dari ilmu filsafat dan psikologi yang telah
terlebih dahulu ada.
Sebelum pembahasan tentang sosiologi sebagai ilmu kajian masyarakat,
di sini ada baiknya mengenal terlebih dahulu bangaimana sumbangan pemikiran
para tokoh perintis awal sosiologi (klasik) dan pemikiran tokoh sosiologi
setelahnya.[is]