Metode-metode
Sosiologi - Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri. Sebagai sebuah ilmu pengetahuan maka
sosiologi sekurang-kurangnya harus dirumuskan dalam dua cara. Pertama, suatu ilmu
adalah satuan kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang diperoleh
melalui suatu penelitian ilmiah. Kedua, suatu ilmu adalah suatu metode untuk
menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji. Menurut Paul
Horton, ada berbagai langkah dalam penelitian ilmiah yang mudah disusun, yaitu:
a. Merumuskan Masalah
Kita membutuhkan suatu masalah yang bermanfaat untuk
diteliti dan yang dapat diselidiki melalui metode ilmiah.
b. Meninjau
Kepustakaan
Tinjauan kepustakaan dilakukan untuk mencari dasar teori
yang digunakan sebagai dasar menganalisis masalah yang diteliti agar penelitian
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
c. Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
baru diteliti. Sedangkan hipotesis itu sendiri antara lain dapat dirumuskan berdasar
atas kajian pustaka yang telah dilakukan.
d. Merencanakan
Desain Penelitian
Menguraikan apa yang perlu ditelaah, data apa yang perlu
dicari, di mana, bagaimana mengumpulkan, mengolah, dan menganalisisnya.
e. Mengumpulkan data
sesuai dengan desain penelitian
terdapat sejumlah teknik pengumpulan data. Meskipun begitu
teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan jenis serta desain penelitiannya,
apakah berbentuk kualitatif atau kuantitatif sebagaimana pada disiplin
ilmu-ilmu lainnya.
Sosiologi juga memiliki sejumlah alat pengumpul data antara
lain melalui wawancara, quisioner, angket dan juga observasi. Data-data yang
telah terkumpul tersebut selanjutnya dianalisa.
- Empiris, artinya bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan atas hasil observasi (terhadap fenomena yang kasat mata) atau bersifat empirik. Selain itu juga didasarkan atas akal sehat sehingga hasilnyapun tidak bersifat spekulatif.
- Teoritis, yaitu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
- Kumulatif, bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama.
- Bersifat nonetis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukan baik buruknya fakta tetapi bertujuan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
- Menganalisis data. Membuat klasifikasi, tabel, dan memperbandingkan data, melaksanakan berbagai pengujian dan perhitungan yang diperlukan untuk membantu menemukan hasilnya
- Menarik Kesimpulan. Hal terpenting dari penarikan kesimpulan harus memperhatikan: 1) Hipotesis. 2) Kebenaran hasil berdasarkan data penelitian. 3) Implikasinya bagi sosiologi. 4) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan. 5) Saran sebagai kebijakan lebih lanjut.
Oleh karena itu, sosiologi dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan yang mampu berdiri sendiri. Pertanyaannya sekarang termasuk dalam
ilmu pengetahuan apa sosiologi itu? Pada perkembangannya, terdapat perdebatan
apakah sosiologi merupakan ilmu murni (pure science) atau ilmu terapan (applied
scinence). Ilmu murni adalah pencarian pengetahuan, penggunaan praktisnya bukan
merupakan perhatian utama. Sedangkan ilmu terapan adalah pencarian cara-cara
untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis. Banyak
sarjana atau tokoh sosiologi yang mencoba menerapkan teori sosiologi untuk
memecahkan masalahmasalah sosial dan di lain pihak sosiologi secara konstan
tetap mencari pengetahuan yang lebih mendasar sebagai dukungan bagi penerapan pengetahuan
praktisnya, sehingga menimbulkan dua konsep sosiologi yaitu ilmu murni dan ilmu
terapan.
Setelah mempunyai pemahaman dan pengertian mendalam tentang sosiologi,
hal terpenting lainnya adalah mengetahui metode-metode penelitian dalam
sosiologi sehingga mampu mempergunakan konsepkonsep sosiologi secara mudah. Ada
banyak metode yang dilakukan para ahli dalam mempelajari sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan. Pada saat ini telah berkembang menjadi sebuah metodologi penelitian
untuk memperdalam dan menganalisis perubahan sosial budaya dalam masyarakat.
Beberapa metode yang digunakan dalam sosiologi antara lain:
- Studi Cross-Sectional dan Longitudinal. Studi Cross-Sectional adalah studi yang meliputi suatu daerah pengamatan yang luas dalam suatu jangka waktu tertentu. Misalnya, penelitian tentang pengukuran kepuasan dan ketidakpuasan terhadap sairan RRI selama satu tahun dengan penyebaran lokasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Studi Longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian observasi sebelum dan sesudah. Misalnya, melihat tingkat kemiskinan suatu daerah sebelum dan setelah mendapatkan bantuan dengan daftar pertanyaan yang sama. Secara sederhana, pengumpulan pendapat umum dalam skala nasional disebut studi cross-sectional, sedangkan penggunaan daftar pertanyaan yang sama diulang dalam selang waktu akan diperoleh suatu perbandingan atau yang disevut pula sebagai studi longitudinal.
- Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan. Dalam penelitian laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu tempat atau laboratorium kemudian diberi pengalaman yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan. Sedangkan eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan di luar laboratorium di mana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara umum kemudian diamati hasilnya dan ditarik kesimpulannya.
- Metode Evaluasi. Ini biasa dilakukan untuk mengukur keefektifan suatu program kegiatan dengan tujuan untuk melihat keberhasilan program melalui pengetahuan yang ilmiah. Misalnya, tentang evaluasi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pendidikan nasional kita. Biasanya dalam penelitian evaluasi ini banyak menggunakan variabel yang harus dikendalikan dan tidak mudah karena seringkali hasil kesimpulan yang ada dengan kenyataannya berbeda.
- Metode Kuantitatif dan Kualitatif. Merupakan metode dasar dalam sosiologi. Metode kuantitatif merupakan metode yang menggu-nakan angka-angka yang kemudian diolah dan diwujudkan dalam bentuk statistik, seperti skala, tabel, indeks, dan lainnya. Termasuk metode kuantitatif adalah: 1) Metode Statisfik, yaitu metode dalam sosiologi yang bertujuan untuk menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. 2) Metode smimurti, yaitu metode yang mempergunakan skalaskala dan angka-angka dalam rangka antar manusia dalam masyarakat. Metode kualitatif merupakan metode yang lebih menekankan pada terjadinya interaksi yang membentuk tindakan, dan kondisi sosial tertentu.
Termasuk metode kualitatif adalah:
- Metode historis, metode pengamatan yang menganalisis peristiwaperistiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
- Metode komparatif, metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk perilaku suatu masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa depan.
- Metode studi kasus, metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, maupun individu-individu.
Selanjutnya dalam memahami sosiologi, ada banyak pendekatan
atau paradigma yang digunakan sebagai seperangkat dasar dalam menelaah sosiologi
lebih mendalam. Ada banyak pendekatan yang digunakan tetapi yang paling
mendasar yang dipakai adalah pendekatan fungsional dan pendekatan konflik.
Dalam pendekatan fungsional, masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang
stabil dengan suatu kecenderungan ke arah keseimbangan yaitu suatu
kecenderungan untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
Sedangkan menurut pendekatan konflik, masyarakat dilihat selalu berada dalam
konflik antarkelas-kelas kepentingan.[is]