Dampak Berakhirnya Perang Dingin - Berakhirnya Perang Dingin
memberikan dampak luas bagi perubahan dunia: Terjadinya perubahan di Eropa
Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri kekuasaan komunis dan dominasi
Uni Soviet di daerah tersebut. Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang
menimbulkan terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun kawasan
(regional), yang terlihat dengan:
- Kebangkitan Jepang, Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang hancur tersebut.Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan hingga sekarang.
- berdirinya Group of Seven, (Perancis, Jerman Barat, Jepang, Inggris,Amerika Serikat, Kanada dan Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia),
- berdirinya European Union (bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat),
- berdirinya Gerakan Nonblok,
- berdirinya ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing negara anggota),
- berdirinya APEC, dan
- berdirinya OKI.
- Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih berganti.
- Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
Berakhirnya Perang Dingin mampu mengakhiri semangat sistem
hubungan internasional bipolar (melibatkan 2 blok yaitu blok barat dan timur)
dan berubah menjadi sistem multipolar, yaitu mengalihkan persaingan yang
bernuansa militer ke persaingan ekonomi di antara negara-negara di dunia dan mengubah
isu-isu fokus hubungan internasional dari high politics (isu yang berhubungan
dengan politik dan keamanan) menjadi is-isu low politics(seperti isu terorisme,
hak asasi manusi, ekonomi, lingkungan hidup, dsb) yang dianggap sama pentingnya
dengan isu high politics.
Terbentuk hubungan kerjasama utara-selatan dan
selatan-selatan.
Setelah Perang Dunia II dunia tidak lagi terbagi atas blok
barat dan blok timur melainkan kelompok utara dan kelompok selatan. Istilah
utara dan selatan dalam hal ini lebih bernilai ekonomis jika dibandingkan
dengan nilai geografis.
Kelompok Utara merupakan kelompok negara industri maju yang
memiliki teknologi canggih serta produksi industri yang selalu meningkat.
Negara Utara meliputi negara-negara yang berada di belahan
bumi bagian utara meliputi, Kanada, Amerika Serikat, Perancis, inggris, Jerman
Barat, Italia, dan Jepang.
Secara ekonomis mereka memiliki ekonomi yang kuat.
Berdasarkan kekayaan alam, negara maju tidak memiliki
kekayaan alam yang cukup tetapi kekurangan tersebut dapat diatasi dengan
penguasaan teknologi. Jadi mereka sangat unggul dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi tetapi kurang didukung oleh sumber daya alam yang melimpah. Kelompok
Selatan merupakan kelompok negara yang sedang berkembang atau negara miskin.
Negara Selatan meliputi negara yang terletak di belahan bumi bagian selatan
seoperti kawasan Asia, afrika, dan Amerika Latin. Secara ekonomis, mereka
memiliki ekonomi yang lemah yang mengandalkan hidupnya pada bidang pertanian. Berdasarkan
kekayaan alam, negara selatan memiliki sumber daya alam yang melimpah namun
kurang didukung oleh penguasaan teknologi. Negara utara cenderung memaksakan
model pembangunan mereka terhadap negara-negara Selatan. Pelaksanaan tersebut
akan mereka lakukan melalui perundingan dalam lembaga keuangan internasional,
seperti IMF dan Bank Dunia. Rencananya kedua lembaga keuangan ini untuk
menolong semua negara di dunia dalam kegiatan pembangunan tetapi ternyata
dipakai sebagai alat oleh negara-negara di Utara untuk memaksakan model
pembangunan yang menguntungkan negara-negara yang kuat. Program yang mereka
keluarkan adalah Program Penyelesaian Terstruktur atau Structural Adjustment
Program (SAP). Dampak adanya program ini maka akan memaksa : Negara-negara yang
mendapat bantuan utang untuk lebih membuka pasar dalam negeri mereka, Menekankan
kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang yang bisa diekspor, Mengurangi
subsidi pemerintah terhadap sektor publik. Dengan program ini mampu membuat rakyat
jelata semakin miskin, sebagai contoh Negara Afrika dan Amerika Latin.
Kedua kelompok tersebut masing-masing mempunyai potensi dan
peran yang penting dalam perekonomian internasional. Harapannya hubungan
utara-selatan ini akan menghasilkan kemakmuran bagi semua negara di dunia
tetapi kenyataannya hanya menciptakan kemakmuran bagi negara-negara di kawasan
Utara dan merugikan negara-negara di kawasan Selatan. Kerugian dan kesengsaraan
yang diderita negara selatan antara lain :
- Penurunan nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkan
- Kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan
- Ketergantungan yang semakin tinggi terhadap negara-negara di kawasan Utara
- Kesenjangan (jurang pemisah) yang semakin lebar dan dalam antara Utara dan Selatan.
Sementara itu jika kita lihat negara-negara selatan memiliki
kelebihan dan peran penting, diantaranya :
- Sebagian besar merupakan negara-negara penghasil bahan mentah/bahan baku mogas dan non migas. Penduduknya padat dan menjadi sasaran yang potensial bagi pemasaran hasil-hasil industri negara-negara maju. Negara-negara selatan merupakan tempat yang tepat bagi negara-negara utara dalam menanamkan modal. Jumlah negara yang sedang berkembang lebih dari separuh jumlah negara-negara di dunia dan tentu saja memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak.
- Mengingat keadaan yang semakin tidak baik yang dialami oleh negara-negara Selatan sendiri. Negara Selatan harus meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi mereka. Negara Utara harus membiarkan negara selatan bebas melaksanakan pembangunan alternatif mereka tanpa melakukan pembatasan terhadap negara-negara tersebut. Negara di Utara harus melaksanakan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar negeri yang didasarkan atas kepentingan jangka panjang yang sehat.
- Melihat keadaan tersebut maka kedua belah pihak menganggap penting adanya kerjasama Utara-Selatan dalam rangka perubahan dalam tata hubungan dunia baru yang lebih adil.Hubungan tersebut haruslah merupakan perubahan dari bentuk pemerasan oleh negara-negara kawasan Utara ke bentuk pembagian keuntungan bersama. Jadi berubah dari hubungan subordinasi menuju ke bentuk kemitraan.
Guna menghindari pertentangan yang semakin tajam antara
Utara-Selatan maka diadakan dialog Utara-Selatan yang mulai dipopulerkan sejak
dilangsungkan konferensi kerja sama ekonomi internasional tingkat menteri
pertama di Paris, Perancis tahun 1975. Tujuan mendasar dari dialog
Utara-Selatan adalah mencari kesepakatan dalam mengubah hubungan antara
negara-negara industri kaya (G7) dengan negara-negara berkembang (G 15). Konferensi
Paris diharapkan bisa menghasilkan perubahan hubungan ke arah persamaan dalam
Orde Ekonomi Internasional Baru. Sehingga negara-negara berkembang menginginkan
distribusi kekayaan yang lebih adil dan menuntut partisipasi yang lebih besar
dalam hubungan ekonomi internasional.[rs]